Jawaban Buat Hal-Hal Yang Tak Pernah Kau Tanyakan

Panji Febrianto
2 min readFeb 15, 2023

--

Lucu, kan?

Apanya?

Boneka yang kuberi semalam. Sudah kau ajak bicara? Dia pendengar yang baik lho, ceritamu tak mungkin nanti dipotongnya. Coba saja.

Konyol, seram tauk kalau dia tiba-tiba bersuara. Nggak tau, mungkin nanti. Ia masih kududukkan di rak bareng yang lainnya. Bungkusnya rapih, sengaja tak kulepas. Takut berdebu.

Hahaha, iya. Betul juga. Kalau bentuknya, bagaimana? Suka? Aku sengaja tanya pendapat mbak pegawai toko, dari dua berwarna sama, mana kira-kira yang mungkin cocok untukmu. “Yang ini saja, mas. Lainnya itu merch BTS, mbaknya belum tentu suka" begitu kata pegawainya.

Suka kok, makasih banyak ya.

Untung aku nurut sama si mbaknya. Saat itu aku memang belum benar-benar mengenalmu—mungkin sekarang juga masih sama— jadi aku manut saja. Akhirnya kupilih satu itu: yang sedang bawa seiris semangka di kedua tangannya. Hehe, lucu ya?

Ya, sedikit. Sekarang katakan, darimana semuanya bermula?

Soalmu? Nggak tau–entah juga kapan. Kalau soalku yakin pasti dari waktu itu. Sudah kadung larut sama hangatmu. Omong-omong, mengapa dulu kau berdiri di lorong parkiran sambil senyum-senyum dan tangan tersilang di belakang? Kan aku jadi ikut tersipu.

Memangnya kenapa?

Masalahnya kelakuanmu itu sudah melanggar etik! Ah, biar. Mau nyengir kuda atau pasang muka garang, yang manis itu tetap wajahmu.

Cih, gombal. aku tak mempan sama yang begituan.

masa bodo. mumpung sekarang kita dalam kepala yang sama.

maksudmu?

bukannya kita selalu membicarakan dua orang yang berbeda? aku-soal kau, kau-soal dia. biar sekarang ini jadi giliran(soal)ku. cukup, ya. tulisannya mulai berantakan. sudah kuberikan jawaban buat hal-hal yang tak pernah kau tanyakan. 10.11 ✓✓

--

--